
Peserta Asiabound ketika di Gedung PAU UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga dipercaya Western Sydney University untuk menjadi tuan rumah AsiaBound 2015 yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 10-26 November 2015. AsiaBound adalah mobility program
yang dirancang oleh kementrian pendidikan Australia untuk memberi
kesempatan kepada anak-anak muda mereka tinggal dan belajar di
negara-negara tetangga Australia.
Di Yogyakarta, AsiaBound dikelola oleh Prodi IKS dengan tema “Understanding Islam and Indonesia”.
Sepuluh orang mahasiswa dari berbagai jurusan ilmu sosial dan ilmu
budaya di Western Sydney University akan tinggal selama 3 minggu di
Yogyakarta untuk mengikuti berbagai kegiatan kelas dan lapangan. Mereka
akan secara langsung mengenal berbagai aspek politik Indonesia, memahami
Islam dan Muslim, serta kehidupan sehari-hari orang Islam Indonesia.
Di antara agenda yang akan mereka jalani
adalah workshop tentang politik Indonesia dan hubungan bilateral
Indonesia-Australia. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Kantor
Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta
kunjungan lapangan ke Pondok Pesantren Krapyak dan Gereja Ganjuran.
Peserta juga berkesempatan untuk belajar
berbagai aspek budaya Indonesia dengan belajar membatik, menari,
membuat kerajinan tanah liat di Kasongan, dan kunjungan ke tempat-tempat
budaya seperti Keraton Yogyakarta dan Candi Borobudur.
Sebelum mengikuti rangkaian kegiatan
padat dan menyenangkan tersebut, peserta diberi pembekalan Bahasa
Indonesia tingkat dasar yang dikelola oleh tim dari Pusat Bahasa dan
Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hari ini, Rabu 11 November 2015,
peserta diajak berkeliling kampus, mengenal sejarah dan fasilitas UIN
Sunan Kalijaga lewat acara UIN Campus Tour.
Selama belajar di Yogyakarta, sepuluh mahasiswa Australia akan didampingi oleh 6 orang mahasiswa Prodi IKS yang disebut Tim Buddies.
Para mahasiswa Prodi IKS akan menemani para mahasiswa Australia untuk
lebih jauh mengenal Indonesia lewat pergaualan sehari-hari, lewat
percakapan antar anak-muda, lewat kegiatan non-formal seperti
jalan-jalan di kota Yogyakarta, dan lewat kegiatan workshop bersama.
Pada akhirnya, pengambil manfaat
kegiatan ini tidak hanya mahasiswa Australia yang mengenal Indonesia,
tetapi juga mahasiswa Prodi IKS yang mengenal budaya dan pemikiran
bangsa lain lewat pergaulan mereka dengan para mahasiswa
Australia.
sumber ; uin-suka.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar